Prinsip dan teori tunning/korek mesin motor
Prinsip tunning/korek motor garis besarnya ialah memaksimalkan pembakaran,
pembakaran yg bagaimana?? Pembakaran yg sempurna, karena bila pembakaran
sempurna alias porsi bahan bakar dan udara seimbang sesuai kebutuhan mesin maka
akan menghasilkan power yg besar pula, sesuai kapasitas mesin dan besar
kompresi yg diinginkan tunner. Dan banyak factor untuk dapat menunjang teori
diatas.
Resiko melakukan korek mesin motor ini si pemilik/rider mau tidak
mau harus mempuyai hubungan dekat dengan mekanik atau paling tidak berlanggan
ke bengkelnya, kenapa begitu? karena gonta-ganti bengkel disaat kondisi korekan
mesin masih dalam beberapa fase akan membuat miss communication antara mekanik
dan status ubahannya, sebagai contoh jika suatu mesin baru di korek daerah
komsumsi bahan bakarnya ke mekanik A dan kemudian karena kita belum puas dan
tidak sadar akan budget yang kita keluarkan untuk korek motor lalu kita membawa
lagi ke mekanik B maka di situ biasanya akan terjadi kesalahpahaman terhadap
mesin nantinya dan berakibat budget membengkak tapi hasil tidak di dapat.
Jadi tips korek mesin dengan budget yang bersifat continue ialah melakukan korek mesin satu-persatu dengan beberapa langkah sebagai berikut :
Jadi tips korek mesin dengan budget yang bersifat continue ialah melakukan korek mesin satu-persatu dengan beberapa langkah sebagai berikut :
·
Level tunning 1 : Korek daerah pemasukan dan keluaran bahan bakar
dahulu atau biasa kita sebut porting and
polish cukup dengan menghilangkan bagian yg terasa kasar, dan tak perlu
sampai halus agar sebelum masuk ruang bakar udara bisa tercampur sempurna atau
homogen . Kemudian jetting karburator berikut menyesuaikan spuyer dengan
knalpotnya. Lalu papas silinder head maksimal untuk harian 1mm dan slanjutnya aplikasi
knalpot freeflow agar power mesin bisa tersalur optimal dengan catatan knalpot
harus ditata sesuai spek koreka, lalu ubah per kopling standar dengan tensi yg
lebih keras agar torsi tidak mubazir hingga roda belakang.
·
Level tunning 2 : Jika korek mesin pada level 1 sudah dianggap
maksimal, selanjutnya porting intake dan exhaust dengan menata lekukan tajam
pada intake dan merubah klep dengan ukuran payung lebih lebar, lalu mengupgrade
atau memodifikasi daerah pengapian, di sarankan hanya mengganti CDI dengan spek
racing. Pada point ini kenapa di sarankan mengganti CDI dengan tipe racing
ialah karena secara matematisnya mengupgrade cdi jika settingan pas maka akan
mendongkrak tenaga mesin motor sampai dengan 20-25%, lain hal dengan pergantian
koil hanya sekitar 3% paling maksimal. Dengan CDI yang membuat api semakin kuat
dan timing semakin akurat tiap kurva/rpmnya maka jetting debit gas dari
karburator harus di set ulang ataupun mengganti karburator dengan venture yg
lebih besar sesuai kalkulasi venturi lalu aplikasi kopling manual disarankan
pakai blok kopling manual yg sudah ternama seperti TDR maupun CLD, karena bila
pakai yg belum jelas akan sering bermasalah di bagian stut kopling.
·
Level tunning 3 : level ini bias dikatakan tunning untuk
race/balap dgn ubahan Piston yg lebih besar maupun berbentuk dome, tinggal
sesuai selera, lalu bias bermain di area kruk-as
dengan stroke up yg berpengaruh besar
pada power mesin, slanjutnya bila dirasa kurang bisa ubah reduksi rasio, rata2
ubahan drag race pakai close ratio agar setiap perpindahan gigi
meminimalisir rpm drop. Bagian pengapian bisa aplikasi cdi racing multicurve/programmable sehingga kita bisa
mengatur timing pengapian sesuai spek yg kita inginkan, lalu aplikasi pengapian
total loss agar rpm atas bisa dikail dgn mudah.
Sekian info dari saya, dan tahapan tunning diatas blm tentu
jadi patokan karena tiap mekanik atau tunner punya kreasi dan prinsip yg
berbeda pula jadi hanya gambaran dan
semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar