Selasa, 15 Maret 2016

         Prinsip dan teori tunning/korek mesin motor


Prinsip tunning/korek motor garis besarnya ialah memaksimalkan pembakaran, pembakaran yg bagaimana?? Pembakaran yg sempurna, karena bila pembakaran sempurna alias porsi bahan bakar dan udara seimbang sesuai kebutuhan mesin maka akan menghasilkan power yg besar pula, sesuai kapasitas mesin dan besar kompresi yg diinginkan tunner. Dan banyak factor untuk dapat menunjang teori diatas.
Resiko melakukan korek mesin motor ini si pemilik/rider mau tidak mau harus mempuyai hubungan dekat dengan mekanik atau paling tidak berlanggan ke bengkelnya, kenapa begitu? karena gonta-ganti bengkel disaat kondisi korekan mesin masih dalam beberapa fase akan membuat miss communication antara mekanik dan status ubahannya, sebagai contoh jika suatu mesin baru di korek daerah komsumsi bahan bakarnya ke mekanik A dan kemudian karena kita belum puas dan tidak sadar akan budget yang kita keluarkan untuk korek motor lalu kita membawa lagi ke mekanik B maka di situ biasanya akan terjadi kesalahpahaman terhadap mesin nantinya dan berakibat budget membengkak tapi hasil tidak di dapat.

Jadi tips korek mesin dengan budget yang bersifat continue ialah melakukan korek mesin satu-persatu dengan beberapa langkah sebagai berikut :
·                     Level tunning 1 : Korek daerah pemasukan dan keluaran bahan bakar dahulu atau biasa kita sebut porting and polish cukup dengan menghilangkan bagian yg terasa kasar, dan tak perlu sampai halus agar sebelum masuk ruang bakar udara bisa tercampur sempurna atau homogen . Kemudian jetting karburator berikut menyesuaikan spuyer dengan knalpotnya. Lalu papas silinder head maksimal untuk harian 1mm dan slanjutnya aplikasi knalpot freeflow agar power mesin bisa tersalur optimal dengan catatan knalpot harus ditata sesuai spek koreka, lalu ubah per kopling standar dengan tensi yg lebih keras agar torsi tidak mubazir hingga roda belakang.
·                     Level tunning 2 : Jika korek mesin pada level 1 sudah dianggap maksimal, selanjutnya porting intake dan exhaust dengan menata lekukan tajam pada intake dan merubah klep dengan ukuran payung lebih lebar, lalu mengupgrade atau memodifikasi daerah pengapian, di sarankan hanya mengganti CDI dengan spek racing. Pada point ini kenapa di sarankan mengganti CDI dengan tipe racing ialah karena secara matematisnya mengupgrade cdi jika settingan pas maka akan mendongkrak tenaga mesin motor sampai dengan 20-25%, lain hal dengan pergantian koil hanya sekitar 3% paling maksimal. Dengan CDI yang membuat api semakin kuat dan timing semakin akurat tiap kurva/rpmnya maka jetting debit gas dari karburator harus di set ulang ataupun mengganti karburator dengan venture yg lebih besar sesuai kalkulasi venturi lalu aplikasi kopling manual disarankan pakai blok kopling manual yg sudah ternama seperti TDR maupun CLD, karena bila pakai yg belum jelas akan sering bermasalah di bagian stut kopling.
·                     Level tunning 3 : level ini bias dikatakan tunning untuk race/balap dgn ubahan Piston yg lebih besar maupun berbentuk dome, tinggal sesuai selera, lalu bias bermain di area kruk-as dengan stroke up yg berpengaruh besar pada power mesin, slanjutnya bila dirasa kurang bisa ubah reduksi rasio, rata2 ubahan drag race pakai  close ratio agar setiap perpindahan gigi meminimalisir rpm drop. Bagian pengapian bisa aplikasi cdi racing multicurve/programmable sehingga kita bisa mengatur timing pengapian sesuai spek yg kita inginkan, lalu aplikasi pengapian total loss agar rpm atas bisa dikail dgn mudah.

Sekian info dari saya, dan tahapan tunning diatas blm tentu jadi patokan karena tiap mekanik atau tunner punya kreasi dan prinsip yg berbeda pula jadi hanya gambaran  dan semoga bermanfaat.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar